Desember 30, 2010

Suatu Saat Nanti, Pasti.

Hello there,,

Sudah jutaan taun aku nggak menulis blog.

Mengingat koneksi internetku yang kelewat lambat, aku memang menghindari segala bentuk hubungan dengan dunia maya, termasuk facebook dan bahkan membaca manga scan yang sangat aku sukai.

Tapi kali ini aku sangat sangat sangat ingin menulis. Ada satu hal yang begitu mengusik pikiranku, sampai aku rela mengorbankan waktu dan kesabaran menghadapi koneksi internet yang jalannya bagaikan keong-hamil-sembilan-bulan-anak-kembar-lima ini.

I’ts all about The one and only 2010 AFF Cup.

Memang sudah jutaan kali dibahas dimana-mana—di TV, koran, majalah—bahkan kau mungkin sudah bosan mendengarnya menjadi pembahasan di lingkungan sekitarmu, tapi aku nggak peduli.

Aku sudah membaca sebagian bahasan dari koran dan televisi, tapi aku tetap ingin menuliskannya, pendapatku sendiri tentang segala hingar-bingar AFF yang semalam telah berakhir.

Aku menonton pertandingan final tadi malam tanpa absen sedetikpun. Aku melihat Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 2-1, tapi tetap kalah agregate 4-2.
Aku sudah nggak peduli dengan skornya.
Ada satu hal yang aku yakini setelah menonton pertandingan itu: Tim Indonesia bermain dengan SANGAT BAGUS.

Sungguh. Serius.
Terlepas dari tendangan penalti sang kapten Firman Utina, yang lemah dan berhasil ditangkap sama kiper Malaysia, dan kesalahan pemain belakang yang membiarkan si Safee Sial (anggap aja salah tulis) itu menambah gol satu lagi buat negeri tetangga kita itu, tim garuda bermain dengan luar biasa.
Di luar ekspektasiku, setidaknya.

Pembangunan serangan yang mereka lakukan, passing2 pendek dengan sentuhan one-two dan diakhiri dengan crossing yang indah.
Banyak sekali kesempatan yang mereka ciptakan. Aku nggak ngitung sih, tapi kira2 ada lebih dari 10 deh. Seandainya, seandainya, paling nggak separuh dari kesempatan itu berhasil mereka selesaikan, pasti Indonesialah yang memegang piala itu.

Aku sangat suka menonton sepak bola.
Aku merasakan badai emosi yang sedemikian rupa setiap kali melihat bola itu bergulir di lapangan, dari satu kaki ke kaki yang lain, menciptakan sebuah irama dalam permainan sepak bola yang indah.

Itulah yang kurasakan semalam. Aku begitu terkesan. Aku terharu sampai hampir menangis ketika menyaksikan perjuangan mereka, dari awal hingga akhir tiada henti berusaha menggempur pertahanan lawan.

Oke, mungkin aku terlihat agak lebay.
Apa boleh buat, jujur saja, selama ini aku tidak begitu memperhatikan perkembangan sepak bola dalam negeri. Tidak untuk PSSI, apalagi yang klub2 daerah. Ditambah lagi banyaknya berita buruk tentang dunia persepakbolaan kita, mulai dari penonton lokal yang mau nonton bola pada bawa clurit sama kerikil, sampai skandal koruptor Nurdin Halid sang ketua PSSI, yang dengan tidak tahu malu sampai hari ini menolak untuk mundur.

Aku baru benar2 mengikuti sepak bola kita tahun ini, dalam perhelatan AFF Cup ini.
Dan jangan salah—aku TIDAK tiba2 tertarik dengan timnas karena ada si ganteng Irfan Bachdim yang sensasional itu. Jangan salah paham.

Sekarang, setelah aku melihat dengan mata kepala sendiri potensi para pemain yang kita miliki, aku sangat sangat sangat menyesali keadaan kepengurusan PSSI yang kurang tanggap terhadap perkembangan ini.

Seperti artikel yang ditulis oleh Anton Sanjoyo dalam kolom olahraga KOMPAS hari ini:
”PSSI tak perlu malu untuk mengakui bahwa selama ini abai terhadap youth development. Ratusan miliar tiap tahun berputar dalam persepakbolaan nasional, tetapi nyaris tak ada yang menetes ke pembinaan usia dini. PSSI terlalu asyik masyuk mengurusi kompetisi paling top: Liga Super indonesia, yang memang seksi, bergelimang uang, berlimpah sponsor, bermewah dengan liputan media.”

Like this.
Uang, sponsor, dan media mungkin memang telah membutakan kita, sampai2 menjelang pertandingan final yang penting, para pemain timnas sempat diajak berpolitik dengan makan siang bersama Abu Rizal Bakrie dan para petinggi golkar, lalu makan malam bersama menteri ini dan itu, lalu istighosah bersama Nurdin Halid dan para kyai. Riedl sang pelatih tidak setuju karena menurutnya pemain perlu waktu lebih untuk mempersiapkan diri, tapi orang2 politik itu mana mau dengar. Kuasa Riedl tidak cukup untuk menghentikan ambisi bodoh mereka ikut2an nyumbang nama sebagai orang-yang-mempengaruhi-keberhasilan-timnas.

Hasilnya? Kita dibabat 3-0.
Mampus.
Penonton kecewa.
Pemain tegang.
Pasar taruhan rugi.
Riedl ngamuk. (nggak ding)

Makan tuh tanah pemberian Bakrie dan istighosah Nurdin.

Sumpah aku sebel banget kemarin pas kita kalah. Bukan sebel sama pemainnya, bukan juga sama suporter Malaysia yang nyorot2in laser dan nyumet petasan di tengah pertandingan.
Laser dan petasan tidak akan mengganggu seandainya pemain kita cukup persiapan hingga bisa konsentrasi penuh dalam pertandingan. Menurutku, laser dan petasan suporter Malaysia cuma jadi kambing hitam atas alasan yang sebenarnya: kurangnya persiapan pemain karena kebanyakan acara-nggak-penting-tapi-melelahkan.

Sebenarnya petasan itu malah bisa jadi inspirasi bagi suporter Indonesia. Bisa aja kita nyumet petasan ditengah2 pertandingan, bukan buat pemain Malaysia, tapi lempar aja ke kursi para pengurus PSSI. Haha.

Anyway, semuanya sudah berakhir sekarang. Perjalanan timnas kita masih panjang. Setelah ini masih ada ajang2 lain yang menanti. Aku percaya dan berharap, kalau permainan kita seindah tadi malam, dengan jam terbang yang semakin banyak dan tak pernah berhenti belajar dari setiap pertandingan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti, entah kapan, timnas kita bisa ikut World Cup. (amiiin)

Maafkan aku karena selama ini meremehkan kalian dan terlalu sibuk memuja Barcelona. Mulai sekarang aku akan mulai memperhatikan perkembangan kalian dan terus mendoakan keberhasilan kalian.

Karena itu jangan menyerah. Boleh saja koruptor semakin merajalela, para penjilat semakin menjilat-jilat, dan media massa semakin ngawur. Tugas kalianlah untuk senantiasa menjaga kesucian dan keindahan sepak bola—tugas yang sama berlaku bagi para suporter. Tidak perlu ada pertengkaran, pertaruhan, atau segala bentuk kegiatan apapun yang bisa menodai dunia persepakbolaan kita yang tengah berkembang menuju arah yang bagus.
Aku berdoa. Aku memohon kepada kita semua.


Suatu saat nanti, aku akan mendengar lagu Indonesia Raya berkumandang di kancah dunia.
Suatu saat nanti, aku akan melihat seragam merah putih dengan lambang garuda itu kalian kenakan di tanah rantauan.
Suatu saat nanti, aku akan menjagokan kalian—Indonesia—dan bukannya Spanyol atau Belanda atau Jerman atau Argentina.
Suatu saat nanti, pasti.



Happy New Year.

September 19, 2010

Kursi Reyot, Segelas Teh, dan Mbok Lasmi di Suatu Siang

Halo semua.
Berikut ini adalah cerpen yang kukirim ke majalah--entah bulanan, semesteran, atau tahunan--punya Fakultas Psikologi UGM.
Ceritanya sangat simpel karena saya lupa deadline akhirnya hanya mengerjakannya dalam satu malam. -_- jadi kalo jelek harap maklmum ya *ngerayu*

-----------------------------------------------------------------------------------
Kursi Reyot, Segelas Teh, dan Mbok Lasmi di Suatu Siang

 Citra berguling di tempat tidurnya, menggeliat dan menguap beberapa kali, sebelum akhirnya terbangun sepenuhnya. Ia mengerjapkan mata, kebingungan. Cahaya matahari menerobos masuk lewat celah jendela kayu yang renggang, menciptakan seleret garis kuning di seprai Citra yang usang. Sudah jam berapa ini? Masih kebingungan, gadis kecil itu melihat ke arah jam dinding, dan terperangah.

Masya’Allah!” teriaknya sambil melompat dari tempat tidur, yang memprotes dengan berderit keras mengerikan. Jam telah menunjukkan pukul 08.15, sudah sangat terlambat untuk pergi ke sekolah. Kenapa pula bapak dan ibu tidak membangunkannya?

Seketika ia tersentak, tertegun sebentar, lalu mulai tertawa terbahak-bahak. Ya ampun, bagaimana mungkin ia bisa lupa? Kenyataan yang menyenangkan datang dengan begitu mendadak—siapa yang sadar, dengan rutinitas setiap hari harus bangun pukul 05.00 pagi, dan tiba-tiba saja pagi itu, di hari pertama liburan semester itu, keharusan tersebut hilang entah kemana. Tentu saja, ini liburan semester!

Luapan kebahagiaan membanjiri pikiran dan perasaan Citra. Libur! Akhirnya, libur! Ya ampun, sudah enam bulan lamanya ia merindukan liburan, dan liburan itu akhirnya datang juga. Seperti mendapat kejutan di hari ulang tahun. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Akhirnya ia membuka jendela kayunya yang sudah renggang—bukan karena faktor cuaca atau semacamnya—tapi karena sudah terkikis waktu dan dimakan rayap. Masih senyam-senyum sendiri, ia menghirup napas dalam-dalam, membiarkan wajahnya disiram sinar matahari pagi. Alhamdulillah, pagi yang cerah di hari pertama liburan. 

Ia mengawali harinya dengan shalat subuh yang sangat terlambat. Biasanya saat libur ibu selalu membangunkannya untuk subuhan tepat waktu, namun setelah Citra naik kelas 5 semester lalu, ibu beranggapan Citra sudah cukup besar untuk belajar bangun pagi sendiri, sehingga ibu tidak lagi repot-repot membangunkannya. Dan Citra memang memegang tanggung jawabnya dengan baik, sampai hari ini. Yah, ia tidak akan mengulanginya lagi—semoga.

Setelah melakukan rutinitas pagi; shalat, merapikan kamar, mandi, dan sarapan, ia duduk berselonjor di ruang tamu sekaligus ruang keluarganya yang sempit. Kedua orang tuanya sudah pergi bekerja. Bapaknya adalah pegawai serabutan yang sering gonta-ganti pekerjaan, dan ibunya berjualan tempe di pasar. Bapak dan ibu selalu sibuk, jadi Citra sendirian di rumah, setengah melamun memikirkan kegiatan menyenangkan apa saja yang ingin dilakukannya dua minggu ke depan. Sambil melamun, ia berjalan ke luar ke teras, melayangkan pandang ke rumah-rumah di sekeliling rumahnya. Pandangannya terhenti di kerumunan orang di rumah tetangganya, Mbok Lasmi.

Mbok Lasmi adalah seorang janda tua yang hidup seorang diri. Beliau baru pindah ke rumah sebelah Citra minggu lalu, dan kemarin Mbok Lasmi mulai membuka usaha kecil berjualan lauk-pauk di pagi hari dan gorengan di sore harinya. Citra sendiri belum pernah mencoba masakan buatan Mbok Lasmi, namun ia sudah bertatap muka secara langsung pada hari pertama Mbok Lasmi menjadi tetangga Citra.
 
Mbok Lasmi berperawakan sedang; tidak terlalu tinggi, tidak terlalu pendek; tidak gemuk, tapi juga tidak kurus. Meskipun keriput sudah menghiasi wajahnya, Citra tahu bahwa Mbok Lasmi pasti cantik sewaktu masih muda. Sekarang pun kecantikan itu masih terlihat, terutama saat beliau tersenyum—yang sayang sekali jarang dilakukannya. Meskipun begitu, terlihat dari pandangan mata dan tutur katanya bahwa beliau wanita yang ramah.
  
Lebih dari semua penampilan fisik Mbok Lasmi, ada sesuatu pada dirinya yang selalu membuat Citra sangat tertarik. Entah gerak-geriknya, atau kelembutan suaranya. atau mungkin aura yang dipancarkannya, Citra tak tahu pasti. Seperti melihat pemandangan yang sangat indah, membuat kita sulit untuk mengalihkan pandang sebelum pemandangan itu terusik oleh sesuatu. Sama halnya saat Citra memandangi Mbok Lasmi tengah melakukan sesuatu, ia tak bisa mengalihkan pandangannya sebelum beliau ganti mengerjakan hal lain atau hilang dari pandangan. Hal itu membuat Citra penasaran dengan Mbok Lasmi, mendorongnya untuk mengenal beliau lebih dekat.
  
Masih setengah melamun, Citra mendorong pagar besinya yang berkarat hingga terbuka, dan berjalan telanjang kaki menghampiri meja tempat Mbok Lasmi berjualan. Kerumunan orang mulai menipis seiring matahari yang kian meninggi, begitu pula dengan lauk jualan Mbok Lasmi yang tinggal sedikit. 

Arep tuku opo, nduk?” tanya Mbok Lasmi ramah begitu melihat Citra datang.

Citra tersentak, menyadari dirinya ternyata sudah berada di depan jualan Mbok Lasmi. Ia melayangkan pandang ke jajaran piring yang beberapa diantaranya sudah kosong. ”Eh...”

Opo?” tanya Mbok Lasmi lagi, ”tinggal sambal endhog sama mendoan.” 
 
”Eh..mboten, anu...” gagap Citra, ”saya mau membantu mbok” tambahnya cepat-cepat, tiba-tiba mendapat ide.

Mbantu opo?” tanya Mbok Lasmi bingung.
      
”Membantu mbok beres-beres jualan.” kata Citra cepat, ”Saya lagi libur.”

Mbok Lasmi tampak terkejut, ditawari bantuan seperti itu oleh seorang anak SD yang sedang libur. ”Lho, ono opo iki? Ndak pergi main sama teman-temanmu aja to, nduk?”

Citra menggeleng sambil berkata dengan sungguh-sungguh, ”Nggak. Saya nggak ada kerjaan, Mbok. Bapak sama ibu juga pergi. Saya mau membantu Mbok aja.”

Sementara Citra berkata seperti itu, pelanggan terakhir Mbok Lasmi ternyata telah membeli sisa lauk yang ada, menyisakan piring-piring kotor di atas meja. Mbok Lasmi memandang Citra sebentar. ”Ya sudah, nek kamu maunya begitu, ayo bantu mbok bawa piring-piring ini.”

Senang sekaligus sedikit heran dengan keberaniannya, Citra menumpuk piring-piring kotor itu lalu mengangkatnya, tidak berat. ”Dibawa ke mana, Mbok?”

”Dapur.” jawab Mbok Lasmi sambil sibuk membereskan meja dan tetek bengek peralatan, ”Mlebu wae, di belakang.”

Citra membawa piring-piring itu ke dapur sambil jelalatan melihat bagian dalam rumah Mbok Lasmi. Ruangan dalam rumah itu hanya ada satu, dari pintu langsung terlihat bagian belakang, namun ada sekat yang membatasi ruang depan dengan dapur. Tempat itu rapi dan bersih, tapi biasa saja; tidak ada perabotan yang menarik. Tentu saja, apa yang kau harapkan dari seorang janda tua yang hidup sendiri dan menyambung hidup dengan berjualan lauk-pauk? Hiasan dinding dari kepala rusa yang diawetkan?

Sambil mendengus geli membayangkan kemungkinan itu, dengan cekatan Citra mulai bekerja. Hidup dengan kedua orang tua yang sibuk membuat Citra—meskipun di usianya yang masih kecil—terbiasa mengerjakan segala pekerjaan rumah sendiri. Hanya dalam beberapa menit ia sudah selesai mencuci piring, dan tanpa bertanya atau disuruh ia sekalian membereskan pekerjaan dapur lain yang sepertinya belum sempat dilakukan Mbok Lasmi tadi pagi; membuang sampah dan membersihkan dapur.

Sekitar setengah jam kemudian ia sudah duduk nyaman di sofa reyot Mbok Lasmi di ruang depan—per-nya sudah mencuat kemana-mana—dengan segelas teh manis hangat di tangannya. Mbok Lasmi menyusul dengan segelas tehnya sendiri sejurus kemudian, duduk di kursi rotan yang sama reyotnya, di samping Citra.

”Makasih ya, nduk.” kata Mbok Lasmi. ”Kerjaan mbok jadi cepat selesai.”

”Sama-sama.” jawab Citra, tersenyum.

 Hening sejenak saat mereka menyeruput teh masing-masing. Citra mengerling Mbok Lasmi diam-diam, mengamatinya. Cantik, namun terlihat tidak bahagia, seperti ada beban berat di pundaknya, membayangi mata dan raut wajahnya. Lalu Citra sadar, ia belum pernah benar-benar hanya berdua dengan Mbok Lasmi sebelumnya.

”Mbok, kenapa pindah rumah ke sini?” tanya Citra, memulai pembicaraan.

Mbok Lasmi memandang ke luar jendela, menerawang. ”Dulu rumah Mbok di tengah sawah, nduk. Ndak punya tetangga. Biasanya Mbok jualan lauk di pasar yang jauh dari rumah, diantar suami Mbok naik sepeda, tapi terus suami Mbok seda.”

Jeda sebentar. Citra merasa agak salah tingkah, harus sampai ke topik ini, namun Mbok Lasmi melanjutkan, ”Susah nduk, setelah suami Mbok meninggal, Mbok ndak bisa naik sepeda. Terlalu jauh kalau harus jalan kaki dari rumah ke pasar. Terus teman Mbok menyarankan untuk tinggal di sini. Ini rumah teman Mbok, dekat ke mana-mana dan biaya kontraknya murah, jadi ya Mbok mau aja.”

Citra mengangguk-angguk sebagai respons. Lalu ia lanjut bertanya memancing, sedikit lancang, ”Anu, suami Mbok...?”

”Meninggal karena sakit, stroke.” sahut Mbok Lasmi singkat, mengerti maksud pertanyaan Citra yang tidak selesai. Beliau menyeruput tehnya lagi, pandangannya menerawang jauh, seperti mulai melamun. ”Orang yang baik, suami Mbok itu,” lanjutnya tiba-tiba. ”kaku dan kolot, tapi baik. Beliau orang Jawa tulen tapi juga pemeluk islam yang kuat; ndak mau ikut tradisi kejawen di kampung.” Mbok Lasmi menoleh singkat, memandang Citra penuh arti, ”Ngerti to, bangsane padusan; adus-adus sebelum ramadhan, yang semacam itu, beliau ndak mau ikut-ikutan. Dulu waktu kami masih tinggal di kampung, wong-wong kampung jadi suka ngomongin, soalnya kami ndak pernah ikut tradisi kejawen di sana, padahal kejawen di sana kuat. Tapi suami Mbok ndak peduli. Beliau ingin kami melaksanakan ajaran islam dengan benar. Dan Mbok setuju itu. Makanya Mbok selalu tahan diomongin orang.”

Mbok Lasmi setengah tersenyum, pikirannya sudah tak berada di tempatnya lagi, berkelana ke masa lalu. ”Yang terbaik, beliau itu. Mbok sangat bersyukur bisa menjadi istrinya, melayani dengan segenap jiwa Mbok sampai akhir hayatnya.”

Citra ikut melamun, membayangkan seperti apa rupa pria yang membuat Mbok Lasmi jatuh cinta setengah mati itu. Mungkin tidak tampan, tapi cukup simpatik dengan ketegasan dan kekuatan iman yang dimilikinya. Dan yang terpenting, tetap setia hingga tutup usia.

”Dulu Mbok dijodohkan, nduk, sama beliau.” lanjut Mbok Lasmi tanpa dipancing. ”Ndak kayak jaman sekarang, dulu jodoh-jodohan gitu yo biasa. Mbok percaya sama pilihan orang tua Mbok, jadi ya Mbok terima.”

Citra tiba-tiba teringat beberapa adegan sinetron yang kadang ia lihat di televisi, dimana seorang gadis ABG—diperankan artis blasteran—kabur dari rumah hujan-hujanan saat orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan seorang pria—juga blasteran—pemilik suatu perusahaan besar di Jakarta. Entah apakah zaman sekarang memang selalu seperti itu apabila terjadi perjodohan, atau sinetron-sinetron itu yang terlalu mengada-ada, Citra tidak tahu.

”Mbok percaya wong tuwa itu selalu tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Lha ini buktinya, kami tetap bisa setia sampai umur segini.” kata Mbok Lasmi lagi. ”Ndak kayak artis-artis itu, le pacaran suwe banget, eh, menikah tiga tahun, njuk cerai,” beliau menggeleng-gelengkan kepalanya, ”ndak masuk akal.”

Citra mengangguk-angguk mengiyakan, meskipun ia sendiri tidak terlalu tahu karena ibu tidak memperbolehkannya menonton program infotainment. ”Jadi Mbok nggak tahu wajah calon suami Mbok sendiri?”

”Iya,” jawab Mbok Lasmi. ”ketemunya yo pas ijab-kabul kuwi.” Beliau terkekeh sebentar, kerutan di wajahnya tidak mengurangi kecantikannya. ”Tadinya Mbok sempat takut nek wong e elek, tapi ternyata guanteng tur apikan, lho. Alhamdulillah.”

Oh, jadi bayangan Citra tadi salah; ternyata almarhum suami Mbok Lasmi tampan. Citra jadi bertanya-tanya tentang sesuatu, namun takut mengutarakannya.

”Mbok,” ujar Citra, ragu-ragu, tapi akhirnya memberanikan diri. ”nggak punya anak?”

Mbok Lasmi terdiam. Demikian juga Citra, yang tiba-tiba merasa tidak enak. Setelah sepersekian detik yang canggung, akhirnya Mbok Lasmi menjawab, ”Ndak punya anak, nduk. Entah kenapa ndak dikasih sama Gusti Allah.”

”Maaf.” bisik Citra menyesal.

Ndak apa-apa, dengan begitu Mbok malah jadi bisa fokus merawat suami.” sahut Mbok Lasmi. Setelah itu raut wajahnya jadi berbayang lagi. Cahaya yang tadi muncul saat beliau mengenang masa lalunya telah hilang, membuat Citra jadi semakin menyesal.

Lalu jawaban itu muncul begitu saja, mendadak dan sangat jelas, seakan sudah ada sejak awal, hanya saja Citra tidak menyadarinya.

Mbok Lasmi pastilah kesepian.

Tanpa anak tanpa suami, hidup seorang diri di lingkungan yang baru, pasti membuat Mbok Lasmi sangat kesepian. Dan rasa itu—rasa ketertarikan yang tak bisa dijelaskan di dalam diri Citra—adalah rasa simpati sebagai reaksi dari sinyal-sinyal SOS yang dikuarkan Mbok Lasmi secara tidak sengaja, membuat Citra selalu ingin melihatnya, menghampirinya, mengenalnya lebih dekat, merengkuhnya.

Senang dengan datangnya pemahaman baru ini, Citra mendadak bersemangat. Ia tahu apa yang akan ia lakukan dua minggu ke depan selama liburan.

”Wah, wis jam loro,” ujar Mbok Lasmi tiba-tiba. ”Mbok kudu siap-siap jualan gorengan. Kamu pulang aja ya, nduk. Ndak baik rumah ditinggal kosong begitu.”

Citra mengangguk, menghabiskan tehnya yang sudah dingin dalam sekali teguk, lalu melompat ke lantai. ”Matur suwun, Mbok.”

Mbok Lasmi mengambil gelas Citra dan menaruhnya di dapur. ”Lho, mestinya Mbok yang matur suwun, sudah dibantuin.”

”Citra mau lho membantu Mbok lagi besok-besok, sampai libur selesai.” tawar Citra.

”Lha—”

”Nggak apa-apa, Mbok.” tegas Citra, menyela penolakan dari Mbok Lasmi. ”Citra memang mau dan ikhlas, kok.”

Diiringi desah pasrah dan gelengan kepala dari Mbok Lasmi, Citra melenggang ke arah pintu. Tangannya memegang kenop pintu yang setengah terbuka saat ia berkata, ”Oh ya, sebagai gantinya, Mbok bisa anggap Citra sebagai anak Mbok sendiri.”

Citra mendengar gerakan yang terhenti tajam di belakangnya, lalu menoleh sedikit. Dilihatnya Mbok Lasmi memunggunginya, hendak mempersiapkan bahan-bahan gorengan. Setelah beberapa detik, didengarnya Mbok Lasmi mendesah, ”Ngomong opo, kowe ki, nduk...”

Ada senyum dalam perkataan itu, Citra yakin.

Akhirnya, diiringi salam, ia menutup pintu.




   
-----------------------------------------------------------------------------------   

September 10, 2010

Semoga bukan sekedar introspeksi

Selamat idul fitri, semuanya!!

hari ini spesial, tentu saja. Setelah 30 hari berpuasa, semua umat muslim--bahkan mungkin yg bukan muslim--merayakan hari kemenangan. Shalat ied, berkumpul bersama keluarga, maaf2an, makan2, dan bagi2 THR telah menjadi sebuah rutinitas lebaran.
Aku pun merasakan semua itu pada lebaran kali ini.

Tapi aku merasa ada yang kurang, sangat kurang.
Aku sangat menyadari ramadhan kali ini lewat begitu saja tanpa banyak hal positif yang kulakukan.
Aku menjalankan ibadah puasa, tentu saja. Dan shalat lima waktu, tentu saja--apabila tak ada yang terlewat.
Tapi aku tidak menyentuh kitabku.
Aku tidak mengusahakan agar selalu shalat tarawih setiap malam.
Aku seringkali melupakan dzikirku, doa2 sesudah shalatku.

Aku berpuasa, tetapi aku kosong.

Aku bersemangat mencari makan untuk berbuka.
Aku begitu bernafsu melihat-lihat baju baru.
Aku menanti-nanti lebaran dengan segala kemewahan sajian dan THR yang mungkin akan kudapat.

Aku merayakan, tapi aku tak tahu apa sebenarnya yang kurayakan.

Puasa sebulan penuh? tidak mungkin, karena aku wanita.
Tarawih rajin? hah, aku hanya memutar bola mataku.
Apa? apa yang sebenarnya kurayakan?

Aku tahu, bagiku--dan bagi kebanyakan orang lain, mungkin--esensi dari bulan ramadhan entah bagaimana telah bergeser.
Dulu saat aku masih SD aku selalu tarawih ke masjid, setiap malam. Mengaji pun tak pernah terlewatkan. Dengan begitu, saat lebaran aku benar2 merayakan.
Merayakan keberhasilanku dalam beribadah.

Tapi semakin lama rasanya aku semakin melupakan keindahan bulan ramadhan itu. Aku mulai mementingkan hal2 lain, seperti acara TV yang ingin kutonton, atau novel yang ingin kubaca, atau pergi ke tempat2 nongkrong bersama teman2, atau malah shopping.
Aku melupakan tujuan utama di bulan ramadhan: banyak2 beribadah.
Menyedihkan.

Pernahkan terpikir olehmu bahwa ini mungkin saja ini ramadhan terakhirmu?
Mungkin saja tahun depan kau tak bisa lagi merasakan keindahan dan kesucian bulan itu?

Mengerikan sekali.
Kalau memikirkan itu, aku jadi sangat menyesal.
Semoga Allah masih memberi kita semua waktu untuk memperbaiki segalanya.
Amin.



-pesam noral-
mudah saja, jangan melakukan kelalaian2 seperti yang telah kulakukan di atas.


good night 'n sweet dream.

Agustus 29, 2010

Balada Nibi si Kucing Malang

Aku benci manusia.

Aku telah hidup selama 78 tahun, bertahan dengan mengais-ngais tempat sampah dan tidur di tepi jalan yang kotor, namun tak satupun manusia yang peduli. Mereka semua berjalan lalu-lalang setiap hari, terlihat sangat sibuk dengan urusannya sendiri. Mereka sangat menyayangi binatang tunggangan mereka yang memiliki empat kaki bulat. Entah kenapa hampir semua manusia memelihara binatang aneh itu, padahal ia tak bisa mengatakan apapun kecuali suara erangan aneh sambil buang angin. Angin yang ia buang pun bukan main baunya, membuat sesak nafas. Melihat manusia menungganginya kemana-mana setiap hari, memandikannya setiap akhir pekan, dan memarahi siapapun yang melukainya, membuatku tak habis pikir.

Aku punya banyak luka di sekujur tubuhku. Memang, karena kerasnya hidup aku harus bertarung setiap hari untuk mempertahankan tempat tinggal atau berebut makanan. Aku bisa jadi menang atau kalah, apapun itu, selalu ada suvenir berupa luka-luka baru yang tak bisa hilang. Namun luka dari pertarungan itu tak seberapa jika dibandingkan dengan luka fisik maupun luka hati akibat ulah kejam manusia.

Dulu, beberapa minggu setelah aku lahir, aku harus kehilangan keluargaku karena manusia mengusir kami dengan kasar dari tempat tinggal kami yang damai di dekat tempat sampah. Padahal kami tidak mengganggu mereka, namun mereka melempari kami dengan batu. Jadilah kami tercerai-berai dan aku terpaksa luntang-luntung sendirian.

Aku berjalan tak tentu arah, menghindari daerah kekuasaan sesamaku yang lebih besar, tahu apabila aku melanggar batas wilayah mereka, aku akan langsung mati di tempat.
Dari tempat sampah satu ke tempat sampah lain, aku berhasil bertahan hidup. Namun aku menjadi sangat, sangat kurus. Manusia selalu melihatku dengan tatapan jijik, sebagian besar melempar sandal dan batu, beberapa mengasihani, tapi tak ada yang berusaha menolongku. Tentu saja, siapa pula yang mengharapkan pertolongan manusia?

Suatu hari, seorang manusia memberiku makanan. Aku tidak tahu makanan apa itu, tapi perut yang keroncongan membuatku tak bisa berpikir jernih dan kusikat habis makanan itu dengan brutal. Tak lama kemudian, badanku terasa sangat aneh. Perutku mual dan mataku berkunang-kunang. Aku menjadi sangat lemas, hingga tak sanggup berjalan. Akhirnya aku terkapar tak berdaya di balik bayang-bayang gedung. Dengan segenap tenaga terakhir yang bisa dikerahkan otakku, kusadari aku mungkin baru saja diracun. Dan bisa kudengar tawa manusia itu dari balik gang, menertawakan kebodohanku. Lalu aku pun pingsan.

Secara ajaib, aku tidak mati. Tapi rasa benciku kepada manusia semakin menjadi-jadi. Aku melihat banyak sesamaku yang bernasib sama sepertiku, menjadi tua tanpa sempat menikmati hidup. Namun aku juga melihat banyak sesamaku yang sangat sangat beruntung; terlahir dengan bulu lebat yang indah dan badan yang bagus. Padahal hidung mereka sangat pesek sampai hampir menutupi mata, dan kelihatannya tak ada yang bisa mereka lakukan kecuali tidur dan bermalas-malasan, tapi manusia sangat menyayangi mereka. Tidak adil, memang. Beruntung sekali mereka.

Aku sudah sangat tua, mungkin sebentar lagi akan mati. Aku tidak ingin sesamaku berakhir menyedihkan seperti diriku. Aku ingin sekali menggelitik nurani kalian, wahai manusia.
Ini bukan hanya tentangku dan sesamaku, tapi juga tentang teman-temanku yang lain, yang berkaki empat, yang berjalan dengan cara melompat, yang bisa bertelur, yang memiliki insang, yang berkaki delapan, sampai teman-temanku yang berbadan coklat dan berkepala hijau, yang bisa menghasilkan buah, dan yang memiliki hiasan bunga-bunga indah di sekujur tubuhnya.

Kami tidak hidup di sini, berdampingan dengan manusia, hanya sebagai tambahan. Kita menjejak di tanah yang sama, menghirup udara yang sama. Karena itu, seharusnya manusia bisa lebih menghargai keberadaan kami, lebih daripada hewan tunggangan mereka yang beroda bulat itu, atau kertas persegi panjang bergambar warna biru dan pink yang begitu mereka agung-agungkan, seakan hanya itulah alasan eksistensi mereka selama ini.

Ada jutaan aku di dunia ini. Paling tidak, apabila kau bertemu salah satu aku dari jutaan itu, berilah makanan yang pantas. Maka aku akan berterima kasih.

Bagaimanapun aku sudah hampir mati.
Mungkin aku akan berkeliling, dan kalau kau menemukan mayat kucing berulat di teras atau atap rumahmu, mungkin itu aku--atau salah satu aku dari jutaan aku di dunia ini.

Juli 25, 2010

ah, mesin

Entah sejak kapan
aku jatuh cinta pada mesin tik


ia pintar
rajin
sederhana

menarik

ia sangat pandai menulis
namun kurang ahli dalam berkata-kata

dengan ia yang seperti itulah,
aku jatuh cinta




Kami memutuskan untuk menjalin asmara
lalu menikah
memiliki anak
ia masih mesin tik yang paling kucintai.




Tak lama kemudian
ia berubah menjadi laptop


lebih pintar
lebih rajin
jauh lebih menarik
tapi tak lagi sederhana


tidak apa-apa, 
bagiku ia masih mesin tik yang kucintai.




Lalu ia pergi
ke tempat yang jauh
dan ketika kembali
ia bukan lagi laptop



Ia menjadi mesin pencetak uang



MESIN PENCETAK UANG.

kaya.
berkuasa.
semua orang tunduk padanya
mengelu-elukan namanya
menyembah-nyembah di kakinya
menjilati sepatunya 
menuhankannya.

Nyaman karena berada di atas
senang karena menjadi tuhan 
menikmati elu dan sembah semua orang

Ia jadi melupakanku.
Sama sekali.

Ya sudah lah.
Terserah.
 
------------------------------------------------------- 


Dipikir-pikir, ini salahku.
Seharusnya dulu 
aku jatuh cinta pada manusia


bukannya mesin ketik.





Juli 19, 2010

Pantai, sebuah kasih tak sampai

Hello there,,

hari ini aku divonis terkena alergi salah satu obat jerawat paling manjur yang pernah kupakai.
yeah, padahal sudah beberapa bulan aku pake itu, dan memang jerawat (yang nggak kapok-kapok juga muncul terus) jadi lebih cepet ilang, tapi ternyata oh ternyata tiba2 aku malah alergi sama obat tersebut.

Alhasil, sekarang mukaku bercak2 merah kayak luka bakar, bahkan mengeluarkan cairan menjijikkan...
karena sudah ke dokter dan sudah dikasih obat jadi lumayan lega. Untung lagi libur, jadi nggak perlu kemana2 dengan muka-siap-ikut-casting-film-horor-ato-jadi-stunt man-orang-kecelakaan ini.

begitulah pikirku lega, sebelum tiba2 datang sms dari salah satu teman lama,
"eh, sar, jumat ato sabtu besok mau main neh! ke pantai nyok~~! ikut y? y?"

JDAAAARRRRRRR (gunung meletus)
DDRRRRRRDDDD (gempa)
KRAAAAAKKKKKK (tanah membuka)

AAAAHHHOOOOOOOOOOOOOOOO~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ (suara jeritan diriku yang terjatuh ke dalam jurang kenistaan)


-----------------------------------------------------------------------------------


pantai!! PANTAI!!
aw mai gawd udah jutaan taun aku nggak ke pantai, dan belakangan ini aku saaaaaaaangaaaaatttt menginginkannya, dan ajakan pun datang! Pucuk dicinta ulam pun tiba!!

TAPI TAPI TAPI TAPI kenapa harus di saat seperti iniiiiiii.....
melihat kondisiku sekarang, aku pesimis jumat besok udah sembuh. Kalopun udah, mungkin masih bahaya buat kena angin, apalagi air laut...

haauuuuuuuu.........ToT

haish, ya sudahlah...pantainya lain kali aja, sekarang yang penting sembuh dulu nih alergi....

doakan saya agar cepat sembuh ya...
dan semoga ajakan ke pantai akan datang lagi...hiks



-pesam noral-
jagalah kesehatan baik2 kapanpun karena kesempatan yang datang padamu itu nggak liat2 waktu
dan pilihlah obat2an dengan bijak, meskipun awalnya terasa manis bisa jadi ternyata belakangan dia mengkhianatimu! aku bahkan bisa mendengarnya berteriak mencemooh "haaahahahaha rasain lu! rasain! emang enak, alergi??!! haahahahaha"
timpuk aja pake hape n*kia jadul yang segede batu bata.


good night 'n sweet dream.

Juli 06, 2010

Permainanmu Mengalihkan Duniaku

Hello there,,

Aku sudah melewati beberapa hari dengan nonton toys story3, beberapa pertandingan dahsyat terutama mega-dahsyat-match Jerman-Argentina yang berakhir 4-0 (euforia saya), dan beberapa kejadian fail akibat muktamar, dll.
Sebenarnya aku ingin menulis semuanya; semua menarik untuk diceritakan, namun apa daya belakangan ini aku disibukkan dengan tiga keluarga kerabat dari Surabaya yang menginap dalam rangka mengikuti muktamar. Aku nggak masalah dengan pakdhe-budheku, masalahnya anak2nya itu lho, masya allah...
.................................................................................
gitu deh. (malas ngingetnya)

Oke, karena masih dalam rangka piala dunia, aku mau menceritakan salah satu tim (yang pernah jadi) favoritku: LIVERPOOL.


Yeah, sejak jadi penggemar bola aku tanpa sengaja mencari2 tim yang bisa kuidolakan. Awalnya aku tertarik dengan MU-masa-Beckham dan AC Milan-masa-belum-pada-jadi-om2-alias-masih-muda2 (sekarang AC Milan isinya dah pd jd om2 semua sih, zannen ne...).
Dibilang tertarik juga, aku waktu itu belum terlalu ngikuti pertandingan2 mereka sih, cuma pas aku nonton aja kebetulan mereka yang lagi maen, dan menurutku mereka bagus...baru waktu aku SMP kelas 2-3, aku menemukan idola baru, yang memang layak diidolakan: Barcelona (Spanyol). Bukan hanya karena di situ ada si pemain terbaik (pada waktu itu) Ronaldinho, tapi mereka memang bagus permainannya. Sejak itu, barulah aku mulai rajin ngikuti ajang yang namanya Liga Champion, yaitu tempat bertemunya liga2 di benua eropa untuk memperebutkan gelar juara yang--seperti kukatakan di posting sebelumnya--lebih seru untuk diikuti daripada piala dunia.

Jadilah pas kelas 3 SMP, aku njagoin Barcelona dan AC Milan untuk final liga champion. Pertandingan2 liga champion waktu itu bersamaan dengan hari2 ujian akhir, hingga finalnya tak lain dan tak bukan diadakan di malam UAN SMP hari terakhir. Apa? malam UAN kok malah nonton bola, bukannya belajar?! ha mbok ben.

Singkat cerita, waktu aku lagi ngefans2nya sama Barcelona, eh, mereka kalah sebelum melaju ke final!! Siapa yang mengalahkannya?
Ternyata salah satu tim raksasa dari Inggris: Liverpool.

Sebelumnya aku nggak tahu banyak soal Liverpool, kecuali si cepat Michael Owen pernah bermain di sana, sebelum akhirnya pindah ke tim-sok-keren-dumeh-kaya Real Madrid (Spanyol). Selain itu, aku nggak tahu apa2 lagi, kecuali kenyataan bahwa mereka baru saja mengalahkan Barcelona, yang favorit juara pada saat itu.

Setelah itu, Liverpool melaju dengan mulus sampai final, dimana AC Milan telah menanti. Kontan aja aku mendukung AC Milan, rada sebel ngedumel gara2 jagoku dikalahain sama Liverpool.
Akhirnya datang juga hari itu. Final Liga Champions. Disusul UAN beberapa jam kemudian.

Pertandingan berjalan seru. AC Milan sangat rajin dan telaten menggebrak pertahanan Liverpool yang cukup bagus. Usaha mereka tidak sia2, di babak pertama saja AC Milan sudah menang 3-0. Babak pertama lho. Artinya dalam 45 menit, mereka bisa membuahkan 3 gol; pencapaian yang luar biasa, mengingat ini final.
Aku jingkrak2 di gol mereka yang ketiga. Sambil mbatin, mungkin bisa kutinggal tidur...tapi tidak, itu bukan sikap bola mania sejati. Aku akan menonton pertandingan sampai selesai dan meyaksikan mereka mengangkat trofi kemenangan itu.

Nah masalah bermula saat babak kedua, dimana Liverpool menyusul 3-1.
Dengan kecepatan dan variasi serangan yang lebih heboh daripada AC Milan, mereka menggempur pertahanan AC Milan habis2an. Gol kedua pun menyusul.
Serangan mereka tak berhenti sampai di situ. Terus-menerus dan bertubi2, menjelang menit2 akhir masuklah gol ketiga yang spektakuler.

Hasil 3-3.

Damn, they were GREAT.
Dengan kekalahan 3-0, mereka berhasil MENYUSUL. Nggak sembarangan nyusul, permainan mereka bahkan lebih memukau.
Dan saat itu lah, ketika mereka yang kalah bukannya putus asa, namun tetap berjuang sekuat tenaga meraih hasil terbaik, aku jatuh cinta.

Aku jatuh cinta pada kegigihan mereka.
Aku jatuh cinta pada semangat mereka.
Aku jatuh cinta pada kedahsyatan permainan mereka.
dan aku jatuh cinta pada sang pemain tengah sekaligus kapten sekaligus kreator serangan mereka, Steven Gerrard (Inggris).

Kembali ke pertandingan. Karena final, hasil seri tidak bisa diterima. Perpanjangan waktu 15 menit x 2 pun dilakukan. 15 menit pertama, hasil nihil. Demikian pula dengan 15 menit kedua, sehingga pertandingan harus diselesaikan dengan cara paling tidak adil, penalti.
Aku benci penalti. Seakan2 kerja keras selama 90 menit+30 menit itu sama sekali tidak dihargai. Tapi apa boleh buat, mau apa lagi...masak karena menghindari penalti, dibuat peraturan baru, yaitu pelatih kedua tim harus adu kemampuan atau main catur...lebih aneh lagi, kan.

Aku sudah lupa siapa aja starter babak penalti, pokoknya setelah penantian panjang nan melelahkan (penaltinya bahkan berjalan lama karena hasilnya masih seri terus), akhirnya dipastikan Liverpool yang menjadi juara.

Mereka kalah 3-0, lalu menyusul hingga 3-3, berhasil mempertahankannya hingga merekalah yang memenangkannya.


Aku melihat sorak-sorai gegap gempita dari lautan merah pendukung Liverpool. Mereka melompat-lompat sambil bernyanyi, mengacungkan bendera, umbul2, dan syal merah bergambar logo Liverpool dan bertuliskan "You Will Never Walk Alone", semboyan Liverpool.
Para pemain pun berlarian bak kesurupan. Mereka berteriak2 gembira, saling memeluk dan menggendong, dan segala bentuk pelampiasan kegembiraan mereka.
Perayaan terus berlanjut selama beberapa menit, sebelum akhirnya penyerahan medali dan piala dilakukan.

AC Milan sebagai runner up maju lebih dulu untuk menerima medali mereka. Aku ikut sedih, tapi memang, kelengahan mereka sehingga skor berhasil tersusul itu tak bisa dimaafkan.
Setelah itu, tibalah saatnya sang juara menerima medali dan piala mereka. Wajah mereka luar biasa bahagia, terutama wajah sang kapten. Dia bermain luar biasa, dia patut menerimanya.
Begitu piala sudah di tangan, segera saja lautan merah di seluruh penjuru stadion bergerak liar, sorak-sorai memekakkan telinga, semua bangga, semua merayakannya.
Begitu pula aku, yang sedikit meneteskan air mata karena terharu.

Bagus. Bagus sekali. Salah satu pertandingan yang tak terlupakan.

Sejak itu, aku jadi penggemar Liverpool. Aku menyadari, Liverpool memiliki kekuatan untuk terus berjuang meski skornya tertinggal. Mereka sangat inspiratif. Kalah 3-0 dari Chelsea, mereka berhasil menyusul, bahkan melebihi, jadi 4-3 untuk Liverpool. Meskipun setelah itu kembali tersusul jadi 4-4, namun semangat mereka selalu berkenan di hati. Begitu pula saat mereka melawan juara bertahan Liga Inggris: MU. Semua orang menjagokan MU yang kokoh dan raksasa di puncak. Tapi apa yang terjadi? Liverpool menggilasnya 4-1.

Nggak salah pilih Liverpool sebagai idola.

Masalah datang belakangan, ketika striker Liverpool Fernando Torres dilanda cedera berkepanjangan dan tim kaya raya asal Spanyol Real Madrid membeli dua pemain inti Liverpool sekaligus. Mereka jadi terpuruk. Performa menurun, dan jarang mencetak skor. Semangat mereka tidak hilang, hanya saja ketajaman mereka merosot drastis.
Sungguh sangat sayang sekali.
Gara2 itu, aku jadi benci setengah mati sama Real Madrid, yang dengan semena-mena dan rakus membeli sekaligus 2 pemain inti tim kesayanganku itu. Mentang2 kaya, dia pikir bisa seenaknya sendiri. hih, nyebelin banget.

Tapi aku masih berharap pada kalian, Liverpool. Semoga kalian bisa bangkit kembali, dan sekali lagi menunjukkan semangat dan kegigihan kalian lewat permainan2 yang dahsyat khas kalian. Aku, dan banyak penggemar Liverpool lain, masih setia menunggu. "You will Never Walk Alone", dear.

Bagaimanapun, saat kalian memenangkan piala Liga Champions pada tahun 2005 itu, permainan kalian telah mengalihkan duniaku.




good night 'n sweet dream.

Juni 30, 2010

Kenapa sepak bola?

Hello there,,

i'm back! aku sudah kembali!
akhirnya ujian akhir yang kulalui dengan setengah hati--setengahnya ada di Afsel nonton piala dunia--selesai juga!! meskipun kayaknya nggak berjalan lancar dan aku pesimis nilaiku bakal naik dari semester lalu, yang penting libur panjang menanti di depan mata!! hari2 penuh ngapalin kanjinya dipending dulu selama mungkin 2 bulan ke depan dan sakau komik, film, serta hiburan lain semua akan kutarik ke dalam pelukanku!! muahahahahahahahahahaha

o ya, ngomong2 soal perhelatan akbar 4 tahun sekali yang dirayakan seluruh dunia termasuk saat ini, yaitu piala dunia. Piala dunia sepak bola tentu saja, masak sepak takraw<-gag lucu).
Apakah aku sudah pernah bilang bahwa aku sangat sangat sangat suka nonton bola??
Kalo belum, maka kukatakan sekarang:
aku sangat sangat sangat suka nonton bola!!<-copypaste dari kalimat diatas).

Aku suka semua ajang sepak bola internasional maupun liga tertentu, tapi sejujurnya aku jaarng nonton pertandingan dalam negeri...alasannya? yah, banyak hal, terlebih karena ketua PSSI Nurdin Halid yang udah dipecat tapi dengan nggak tahu malunya menolak pemecatan tersebut. Buset dah.

Aku suka nonton liga Inggris dan liga Spanyol (jagoku Barcelona). Aku juga suka liga Italy waktu masa jaya ACMilan, tapi setelah bang Kaka nggak maen disitu lagi, udah nggak ada yang bisa ditonton.
Dari semua ajang, yang paling kusukai adalah Liga Champions, yaitu tempat bertemunya liga-liga dari seluruh Eropa untuk bertanding memperebutkan gelar juara. Biasanya pertandingan2 di liga champions bahkan lebih seru daripada Piala dunia. Kenapa ya? apa mungkin karena gaji dari klub lebih tinggi daripada gaji timnas? ato mungkin juga karena dalam satu tim liga berisi pemain dari berbagai negara maka terjadi percampuran berbagai gaya permainan. Yang manapun, liga champions yang diadakan setahun sekali itu selalu layak untuk ditunggu2.
oh, btw jagoku tahun ini Barcelona (Spanyol). Sayangnya mereka kalah sama Inter Milan (Italy). huhuu..ya sudahlah

o ya, mau kuceritain awal mula aku suka bola? (nggak mauuuu)
baik, ini dia liputannya:

Alkisah pada tahun 1998, yang artinya aku umur 8 tahun dan duduk di kelas 3 SD, aku suka tidur di depan tivi. Bukan apa2, males aja tidur di kamar, dan entah kenapa suara tivi bisa jadi lagu nina bobok buatku. Nah, rupanya di tahun itu ada piala dunia yang diselenggarakan di Perancis, dan kedua orang tuaku yang juga suka bola, nonton dengan berisik dan membuatku terbangun. Udah terlanjur bangun, ya udah ikut nonton deh.

Awalnya aku banyak tanya. Tanyaaaa mulu. Kenapa kok bolanya direbutin, kenapa kok cuma orang itu yang boleh pegang bola yang lainnya nggak, apa itu kartu kuning, kartu merah, offside, de-es-te. Ibuku dengan sabar menjelaskan. Beliau bahkan mengenalkanku pada pemain2 yang terkenal waktu itu, seperti bang Zidane, mas Beckham, om Oliver Kahn, dll. Sejak itu ibuku malah suka bangunin aku waktu tidur, ngajakin nonton bola. Karena dicekokin bola terus (keseleg dong), lama2 aku jadi suka dan dengan sendirinya ikutan nonton.

Semakin lama semakin suka, sampai aku rela mengorbankan hal2 lain (baca:belajar) demi nonton bola. Aku ingat piala dunia 2002 diselenggarakan waktu UAS SD, dan aku nggak pernah belajar sama sekali gara2 nntn bola. Bodo amat, toh akhirnya lulus juga.
Demikian pula dengan liga champions yang diadakan waktu UAS SMP, aku sama sekali nggak belajar gara2 nonton pertandingan final Liverpool-AC Milan yang mahadahsyat waktu itu.
Pokoknya bela2in deh terutama untuk match yang kayaknya seru.
Waktu ujian semester kemarin ini juga, kamarku mendadak pindah ke ruang tv. Di depanku berserakan laptop, kertas2, buku2, dan kamus2, semua terbuka dengan sia2 karena mataku tertuju ke layar tivi, menonton piala dunia.

haha. jangan ditiru ya. memang susah sekali bagiku untuk fokus belajar dalam keadaan begitu, tapi lebih baik gt daripada nggak nonton.

Begitulah. o ya, jangan heran kalo ke depannya sampai piala dunia berakhir aku bakal sering nulis post dengan tema sepak bola. Harap maklum.

oh btw aku dukung Jerman-Brazil ketemu di final.


Sekian my-come-back-post.



good night 'n sweet dream.

Juni 11, 2010

LONG LIVE WORLD CUP 2010!!!

Hello there,,

dengan ini saya menyatakan vakum sementara dari blog demi mengerjakan makalah, belajar untuk ujian akhir, dan--yang terpenting--nonton piala dunia 2010.
mungkin juli akan mulai lagi.

o ya, doakan ujian saya lancar ya.

doakan juga semoga juaranya spanyol atau belanda.

dan semoga Italy gagal di putaran pertama.
=PPPP


see you.

Mei 31, 2010

Kegagalan adalah Kesuksesan yang Tertunda

Hello there,,

pernahkah kalian meremehkan pepatah yang mengatakan "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda?"

I did.

Yah, bukan meremehkan, mungkin lebih tepatnya aku menganggapnya sesuatu yang klise, yang tidak terlalu penting untuk diperhatikan atau dibahas.

Namun pada saat aku sedang atau telah mengalami sebuah kegagalan dalam usahaku, apapun itu, , aku akan memikirkan pepatah itu dan sekonyong-konyong ingin mempercayainya.
Yah, nggak ada salahnya kan? karena kesuksesan tidak selalu ada di depan matamu. Meskipun kau merasa telah berusaha sekeras mungkin, belum tentu itu adalah usahamu yang paling keras. Mungkin masih kurang.
Mungkin masih kurang.

Selalu berusaha untuk berusaha.

Dan suatu hari nanti, saat kau akhirnya berhasil meraih kesuksesan, seperti apapun bentuknya, kau akan menertawakan kegagalan demi kegagalan yang kau lalui, yang tanpa melalui kegagalan2 itu kau tak akan bisa sampai pada dirimu yang sukses.

Kesuksesan selalu didahului dengan kegagalan yang bertubi-tubi.



Ada pepatah "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda."

mungkin itu benar.

percaya saja lah.


see you.

Mei 29, 2010

P for Pianika and PGPSCC

Hello there,,

apa kabara kaliana?


hari ini untuk pertama kalinya dalam hidupku aku ikut serta dalam sebuah acara gathering penggemar artis2 korea demi pentas kecil+dadakan dari band yang aku ikuti.
well, mungkin suasananya kurang mendukung, karena resto tempat acara itu deket masjid dan kami tampil waktu mepet jumatan jadi kami balapan sama suara ngaji dari masjid sebelah (nggak sopan memang, tapi apa boleh buat..kalo musti nunggu dulu, ntar keburu jumatannya mulai). Dan mike yang bisa dipake cuma dua, padahal kami butuh tiga, dan resto itu nggak menyediakan standing mike. Terakhir, aku memperparah keadaan dengan melakukan kesalahan di lagu yang paling populer.
Yeah, aku tadi lumayan gogri--lebih gogri daripada saat kami tampil di acara LCC dai go kai nihongo no hi sebelumnya--dan di tengah lagu korea populer yang kami mainkan tadi, tiba2 aku blank.
JRAT. begitu saja, dan aku lupa untuk memencet beberapa not yang harusnya kupencet.
Padahal aku main pianika, dan aku yakin suaranya keras.

aw mai gawd. aku hanya berharap semoga penonton nggak terlalu memperhatikan.
Dan sepertinya aku punya masalah yang cukup serius dengan "tiba2 blank di tengah2 pentas".
Aku harus memperbaikinya. Yeah.

eniwei, karena dua personel lain musti pulang duluan, tinggallah aku-si-orang-awam-korea2an bersama satu personel lain, yang sama-sekali-bukan-amatir-korea2an. Dengan segera aku menjadi seorang anak manusia yang kesasar di dunia antah berantah tempat Para Gadis Pemuja Sekumpulan Cowok dan Cewek Korea (disingkat PGPSCCK) yang mukanya mirip2 dan maniak modern dance.
Itu seram.

Aku menjadi saksi bisu (nggak bisu juga sih) sebuah kuis dimana sang mc menanyakan segala hal detail tentang grup ato penyanyi tertentu yang menurutku rada nggak masuk akal. Maksudku, ya ampun, hampir semua PGPSCCK itu hafal luar kepala tentang nama2 artis yang tergabung dalam band apa, agency-nya apa, yang punya namanya siapa, tinggalnya dimana, asalnya darimana, nama kecilnya siapa, mantan2 pacarnya siapa aja, keluarganya ada berapa, kenapa si ini pake gelang, kenapa si itu suka nguncir rambut, dan seterusnya. Padahal aku tahu boyband dan girlband korea itu jumlahnya mungkin mencapai ratusan, belum lagi penyanyi solonya, tapi PGPSCCK itu bahkan tahu di episode berapa di reality show apa siapa melakukan apa.
Aku nggak akan heran kalo mereka juga sampai tahu berapa kali si my name is Rain itu ke kamar mandi ato apa motif bed cover kesukaannya.

wow. super.

bagiku semua pertanyaan itu nggak ada bedanya sama "Siapa nama supir bus kopata jalur 7?" ato "Kenapa bola sepak warnanya item-putih?" ato "Siapa nama mantan pacar mbak Darmi yang mati minum baygon?" dan seterusnya.

Hei, jangan salah. Aku nggak sedang mengejek. Aku sedang berbicara betapa hebatnya seorang fans yang fanatik bisa menghabiskan waktunya bertahun2 untuk mengetahui seluk-beluk kehidupan artis favoritnya.
Itu luar biasa.
Seumur hidup aku menyukai artis ato penyanyi, aku nggak pernah sekalipun punya rasa penasaran yang begitu besar untuk mencari tahu tentang diri mereka lebih lanjut.
well, mungkin memang beda prinsip dan selera.

Kalian semua, para penggemar korea2an, kalian sangat hebat dan setia. Serius. Hanya saja, saat aku harus masuk ke dalamnya, rasanya seram.


Oh, btw ada banyak komunitas korea dan komunitas jepang di Jogja. Tapi kenapa nggak ada komunitas arab ato india gitu y? sama aja kan, kalo komunitas india, ntar ada dance2nya juga, nyanyi2 juga....sebenarnya sama aja kan?
mungkin bagus juga kalo ada.



oke, sekian another unimportant post dariku.
besok minggu kami bakal tampil lagi. Semoga berhasil. amin. Doakan kami ya.

dan aku mohon maaf sebesar2nya apabila ada penggemar artis korea yang tersinggung dengan post ini (semoga nggak ada). don't take itu seriously. aku hanya orang awam yang berpendapat.




-pesam noral-
cobalah berbaur meskipun kau sedang berada di dunia antah berantah
ngefans boleh, tapi jangan sampai hidupmu jadi kacau gara2 kau terlalu fanatik
berusahalah untuk konsentrasi saat bermain pianika (ngomong ke diri sendiri)
dan
kalo bisa hindari mengadakan acara di hari jumat siang, apalagi tempatnya dekat masjid.


good night 'n sweet dream.

Mei 27, 2010

Saking Bagusnya Sampai Nggak Bisa di-Review

Hello there,,,


ternyata kuliahku semester ini hampir berakhir...waktu serasa berjalan begitu cepat, sebentar lagi aku bakal menjajaki tahun ketiga di perguruan sastra jepang ini....

apa aku baru saja mengatakan tahun ketiga???

o yeah, of course

padahal waktu baru masuk, tahun ketiga sepertinya begitu jauh, ternyata setelah dijalani nggak lebih jauh daripada jarak Bantul-Sleman.........
lalu habis tahun ketiga, ada tahun keempat....terus mungkin lulus (amin), cari kerja, dst dst.....


percaya deh, aku males banget mikirin itu (madesu)

jadi aku mau kasih referensi film bagus yang belum lama ini kutonton.





Suatu hari di bulan mei ini aku nonton film di bioskop. Judulnya "Shutter Island". Pemain utamanya mas Leonardo DiCaprio, dan sutradaranya pak Martin Scorsese. Aku nggak tertarik sama mas Leo, tapi sama pakdhe Scorsesenya, yang terkenal bertangan dingin dalam menyutradarai film (terutama thriller).

Shutter island ini genrenya thriller. Biasanya aku nggak suka film thriller, terutama dengan banyaknya film2 kelas B yang ngaku2 thriller tapi isinya cuma literan darah dan isi perut yang monjrot geje. Aku menyebutnya film monjrot2. Menyedihkan sekali....maksudku, nggak ada cerita apa2 di situ kecuali potongan2 tubuh manusia dan semburan organ dalam. Nggak ada cerita. Nggak ada ketegangan murni. Nggak ada kualitas. Nggak mutu.

Nah, Shutter Island ini beda. Waktu aku nonton dengan high expectation karena sutradaranya, ekspektasiku terjawab.

LUAR BIASA.
MANTAB.
SUBARASHIKATTA.

Sangat memuaskan. Ketegangan yang murni dan bertubi, dipadu dengan teka-teki memusingkan yang membuat penasaran, dibumbui alur maju-mundur yang sangat tepat, dan yang terpenting adegan demi adegan yang mengalir dengan begitu indah, membuat film ini begitu hhhhmmmmmmmmmmmm mammamia!!!!
kalo diibaratkan makanan, film ini adalah duren (aku sangat doyan duren).
Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku sepuas itu setelah menonton film. Terakhir kali mungkin District 9 yang kutonton tahun lalu. Tapi selain itu? Bahkan peraih golden globe Avatar dan peraih oscar Hurt Locker nggak bisa menandingi kedahsyatan Shutter Island, menurutku.

Jadi, apa yang membuat film ini begitu asik?



Sebenarnya aku ingin review ceritanya, tapi ada banyak bagian dari film ini yang terlalu memusingkan untuk diceritakan, karena ending (dan keseluruhan) film ini sendiri bisa memiliki dua arti, tergantung bagaimana penangkapan penonton. Setelah menontonnya, kau bisa merasa kecelik (aduh, bahasa indonesianya kecelik apa ya??) atau mendesah lega, "sudah kuduga...", atau mendapati bahwa keduanya bisa menjadi ending yang masuk akal. Aku sendiri memilih option ketiga.

oh, btw banyak orang mungkin akan ngantuk atau nggak ngerti atau bosan waktu nonton film ini, karena banyak hal tersirat yang nggak bisa dimengerti kalo nggak konsentrasi, dan beberapa adegan dialognya memang panjang2, tapi asal dari awal udah konsen, percaya deh, nih film bagus buanget. Dari segi apapun. Nilai 9 dariku.

Apabila kalian penasaran (dan semoga kalian memang penasaran), cobalah tonton filmnya dan rasakan tiap detik yang terlewat dengan adegan2 indahnya. Waktu nonton film ini aku bahkan lupa untuk mengubah letak dudukku, sampe waktu filmnya selese aku baru sadar bahwa pantatku udah kesemutan karena posisiku nggak berubah sejak awal film.

Kalo kalian berhasil nonton sampai selese dan menyukainya, sebarkan. Tapi kalo baru nonton 10 menit udah nggak kuat, lupakan.



Sekian post maunya-review-film-tapi-ternyata-filmnya-susah-buat-direview ini. Sori kalo nggak bisa dipahami.



-pesam noral-

aduh, tonton aja deh




good night 'n sweet dream.

Mei 25, 2010

Rupanya Aku Sedang Mengejar Peri Pohon

....
berjalan menembus hutan
sesekali mengendap
sambil mengendus bau
mencari
....
berusaha tak terlihat
tak tampak
tertutupi
....


KETEMU!!!

tapi bukan itu 
sama sekali bukan itu
bukan itu
bukan itu




bukan itu
....










lalu aku berlari



Mei 23, 2010

Mading dan Sakit Leher (Apa hubungannya??) (ya nggak ada lah)

Hello there,,
hisashiburi desu ne....

hiruk pikuk kepanitiaan Dai 5 Kai Nihon Go no Hi telah berakhir dan kami kembali kuliah seperti biasa...menghafal kanji seperti biasa, mengerjakan bunpou seperti biasa, menulis sakubun seperti biasa, dan hal2 biasa lainnya...kecuali yang tidak biasa.

eniwei, aku dan beberapa temanku sedang dalam proyek mading. Apabila anda tidak tahu tentang mading, harap cari di internet atau tanya orang di sebelah anda.
Karena kami mahasiswa sastra jepang, kami menulis tentang Jepang (ya eyalah masak nulis resep masakan India???->gag lucu)
lebih spesifik lagi, kami berencana menulis tentang segala yang terjadi di musim semi di Jepang, atau biasa disebut "haru".


eniwei lagi, bukan itu yang mau kuomongin sekarang.

Aku suka mading. Suka membuatnya sih, kadang males bacanya...=P
sejak SD, tiap ada acara bikin mading, entah itu lomba atau tugas atau apapun, aku selalu senang untuk ikut serta. Aku sebenarnya agak malas cari2 artikel, jadi biasanya di tim mading aku bagian nulis (artikelnya udah ada), bikin layout, nempel2, gunting2, beli2, dll.
Dan aku menyukainya.

Aku suka saat-saat aku dan teman2ku berkumpul dan mengerjakan mading bersama-sama. Sambil ber-geje, denger musik dan nyanyi2, dan kelaparan malam2 karena seharian ngerjain mading bikin lupa (malas) makan, lalu dua orang diantara kami yang ogah2an akhirnya keluar beli makan, yaitu sego kucing angkringan yang seuprit dan udah dingin, yang karena udah kelewat lapar kami makan dengan biadab.

Aku juga ingat waktu SMA pernah ikut lomba mading Kartini. Lomba kali itu adalah yang paling berkesan, karena dalam pembuatannya aku nginep di rumah temanku tiga hari dua malam tanpa mandi sama sekali.
Bukan, bukan itu yang membuatnya berkesan, melainkan karena mading yang kami buat (bela2in sampe nggak mandi) itu berbentuk wanita jawa bersanggul mengenakan kebaya dan jarik. Artikel2 kami buat jadi hiasan kebaya, judul jadi hiasan rambut, dan kertas batik sebagai jarik.
Bagus deh. Lucu. Bentuknya, warnanya...sepertinya itu mading paling asik yang pernah ku(kami) buat...meskipun habis itu rambutku udah kayak kain pel lengket yang lethek dan bau badanku udah bisa bikin orang pingsan (nggak lah, itu lebay) tapi aku puas.
Dan mading kartini kami itu juara 1. =]

Sayangnya udah lama banget nggak mading2an...rasanya jadi lupa banyak hal...yah, semoga proyek mading ini pun, meskipun udah molor dari deadline, tetap bisa berhasil dengan baik.
amin.


eniwei lagi, sejak jadi seksi dekorasi yang angkut2 segala macem di Benron-LCC kemaren, leherku jadi tengeng dan nggak sembuh sampai hari ini, padahal udah seminggu. ya ampyang, sumpah sakit banget kalo noleh ke kanan, apalagi waktu bangun tidur...udah kayak robot gedeg aku nggak bisa noleh2...
Segala daya upaya sudah kukerahkan, seperti konterpen, balpirik, minyak (bukan minyak goreng, tentunya->nggak lucu) tapi tak satupun membuahkan hasil...huhuuuu....
doakan saya semoga leher ini bisa kembali sehat seperti sedia kala ya teman2...


Sekian post nggak penting kali ini.



-pesam noral-
lakukanlah banyak hal yang kau sukai, mumpung masih muda masih bertenaga

dan jangan sok memijat lehermu sendiri yang udah tengeng berhari2. Tanpa pengetahuan yang cukup tentang otot-saraf perleheran, kalo tetep mijet dengan sok tahu, yang ada lehermu bakal jadi lebih sakit dari sebelumnya (seperti yang terjadi pada saya).



Good night 'n sweet dream.

Mei 11, 2010

Escape from reality

Hello there,,

apakah hanya perasaanku atau event yang telah kami perjuangkan selama beberapa minggu terakhir--menguras keringat dan air mata, menyita waktu dan tenaga, dan mengalihkan duniaku--ini ternyata tinggal 3 hari lagi???

aw mai gawd...

well, meskipun prosesnya sangat cacat, sepertinya mendekati akhir semuanya terasa lebih baik (semoga. amin).
bismillah. bismillah. bismillah. bismillah. bismillah.
bismillahirrohmanirrohim semoga acara ini sukses ya Allah...
aaaaammmiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnn....

eniwei, karena aku sedikit jenuh aku jadi mengkhayalkan banyak hal yang sepertinya sangat menyenangkan. Lalu tadi seorang temanku mengatakan bahwa dia ingin menemukan kebetulan dimana saat dia naek pesawat, ternyata di sebelahnya ada Fedi Nuril.
Itu masih mungkin terjadi, teman.

Aku membayangkan hal yang lebih mustahil.

Aku ingin menemukan sebuah kebetulan dimana saat aku dalam perjalanan naek pesawat, ternyata orang di sebelahku adalah Johnny Depp (bagi yang nggak tahu siapa itu Johnny Depp, silakan tanya orang di sebelah anda atau cari di internet). Lalu saat pramugari datang menawarkan pilihan makanan, ternyata mas Depp ketiduran, jadi terpaksa aku mengguncang bahunya sedikit sambil berkata lembut, "Maaf mas, bangun dong, mbak pramugarinya tanya mau makan sego thiwul apa gudheg ceker?"  Tapi mas Depp terlihat sangat lelah setelah syuting Pirates of the Carribean season ramadhan, jadi dia lebih memilih tidur, sambil bergumam "aku nggak lapar, buat kamu aja sego thiwulnya.."

aaaawwwww sooo sweeeeet (APANYA???)

oke, selanjutnya aku ingin, ingin, ingin, ingiiiiiiiinnnnnnnnnnnnn sekali merasakan kehidupan Hogwarts (bagi yang nggak tahu Hogwarts, silakan baca Harry Potter). Aku membayangkan seandainya suatu malam tiba2 Rejodani tempat tinggalku mati lampu, bukan karena PLN lagi bagi2 jatah listrik, tapi karena Professor Dumbledor mematikannya dengan pemantik koreknya. Lalu beliau mengetuk pintu rumahku dan memperkenalkan dirinya sebagai penyihir sekaligus kepala sekolah sihir Hogwarts, dan menyatakan bahwa sebenarnya aku adalah penyihir, meskipun kedua orang tuaku muggle (bagi yang nggak tahu muggle, silakan baca Harry Potter). Terus aku dinyatakan masuk asrama Gryffindor (bener gitu nggak ya, nulisnya??) dan seangkatan dengan sepasang anak lelaki kembar berambut oranye bernama Fred dan George Weasley yang luar biasa usil.  Aku berteman baik dengan mereka, bahkan aku juga terpilih dalam tim quidditch Griffyndor jadi chaser. 

aaaaawwwwww maaauuuuuuuuuuuu~~~~~~~~~~~~

Aku juga mengkhayal membeli motor second di toko motor geje dan mendapati bahwa motorku itu ternyata transformer dari Autobots yang sedang melacak sisa-sisa Decepticon yang dulu pernah menyerang Rejodani.

Aku juga mau naik kapal yang dibajak sama Jack Sparrow, lalu disuruh bekerja di Black Pearl bersama dengan Legolas yang ternyata membawa cincin terkutuk milik Sauron yang harus dibuang ke gunung Mordor.

(bagi kalian yang nggak tahu sama sekali apa yang kubicarakan di dua paragraf di atas, sebaiknya kalian nonton film Transformer, Pirates of the Carribean, dan The Lord of the Rings)

sebenarnya masih banyak khayalan lain, tapi terlalu banyak berkhayal bisa menyebabkan anda terkena penyakit kompilasi (album, kalee).

sampai sini dulu. doakan kami (kita) berhasil ya. amin.



-pesam noral-

berimajinasilah selama kau masih bisa. manusia yang hidup tanpa memiliki imajinasi itu miskin.


good night 'n sweet dream.


                                                                                                                                                           


 

 

Mei 02, 2010

Ano Hito no Koto

Hello there,,

apa kabar kalian?

kabarku? yah, aku memikirkan banyak hal belakangan ini...beberapa hal merisaukan yang terjadi di sekitarku. dan sekarang aku sedang sangat sedih mengingat salah satunya.
aku ingin bercerita, tapi aku sangat tidak suka dan tidak nyaman dengan sesuatu yang biasa kita sebut "curhat" secara langsung. alasannya? mungkin akan kuceritakan kapan2.
yang jelas aku lebih suka menuangkannya lewat tulisan (ketikan, lebih tepatnya).
karena itu aku akan menulisnya sekarang.

oh, mungkin tulisan kali ini sedikit abstrak dan geje dan tidak transparan. maafkan aku, aku tidak bisa mengekspos semuanya.


-Ano hito no koto- (kata di samping adalah bahasa jepang. bila anda tidak tahu, silakan cari di kamus)

nggak usah ditanya siapa ano hito, pokoknya ada seseorang yang suka berpikir terlalu jauh, unpredictable, neko2, mudah parno dan mudah salah paham.
dan yang menyebabkannya jadi seperti itu adalah beberapa kejadian di masa lalu yang tak terhindarkan, jadi aku tak bisa menyalahkannya yang jadi bersifat begitu

menyebalkan. sungguh mengesalkan.
dan aku sangat menyesal karena harus jadi seperti ini.
aku menyesal karena harus jadi seperti ini.
aku menyesal karena kejadian itu menimpanya
aku menyesal karena beberapa orang yang (padahal) tahu tidak memedulikannya
aku menyesal karena mereka yang membuatnya jadi seperti itu tidak mau bertanggung jawab
aku menyesal karena tidak berbuat apa-apa
dan aku menyesal karena sekarang pun aku tak tahu harus berbuat apa.

beberapa hari yang lalu (lagi2) aku terlibat masalah dengannya. kami bertengkar dan aku menangis hebat. hebat sekali sampai mataku kayak kertas digunting jadi dua. padahal waktu itu besoknya aku harus menghadapi tes hyouki alias ujian dari dosen sakti tentang gulungan perkamen keramat yang dulu pernah aku ceritakan itu.
hell. taihen datta.
tengah malam itu setengah mati aku belajar sambil ngompres mata biar paginya kelihatan normal lagi. dan untungnya berhasil.

kembali ke masalah ano hito tadi.
kami beberapa kali bertengkar, kadang karena alasan yang tidak jelas karena, seperti yang kubilang tadi, ia suka parno sendiri yang berujung salah paham dalam menginterpretasikan tindakan atau ucapanku. padahal aku tidak memiliki maksud apapun, tapi dikira memiliki maksud jelek. betapa ia menyudutkanku sedemikian rupa padahal aku berusaha setengah mati berhati-hati menjaga kata-kata dan sikapku agar tidak menyulut kesalahpahaman.
mungkin dulu ia pun mendapat perlakuan seperti itu, dan kini tanpa sadar ia melakukan hal yang sama padaku.

aku ingin sekali menolongnya, tapi apa kuasaku?
seandainya aku punya alat-pembalik-waktu aku akan dengan senang hati menggunakannya dan mengajaknya kembali ke masa lalu, dimana--sebelum dihancurkan dengan sadis oleh seseorang dan orang lainnya--semua masih baik-baik saja.
aku ingin kembali ke masa lalu dan menolongnya.

sayangnya alat seperti itu tidak ada.
kita tidak bisa menyalahkan masa lalu. sekaranglah aku harus menolongnya.

tapi sepertinya ia menolak pertolonganku.
dan pertolongan orang2 lain yang ikhlas ingin menolong.

oh, god..
aku ingin menolongnya, sungguh.
aku ingin mengeluarkannya dari penjara itu.

semoga suatu saat nanti ia mau membuka hati dan pikirannya.
dan melupakan masa lalunya.

amin.


note: anggap saja ini racauan ngaco dariku, tidak usah dipikirkan. orang yang kubicarakan diatas bukan salah satu dari kalian (mungkin).



good night 'n sweet dream.

April 24, 2010

...and the winner is............

Hello there,,

seminggu telah berlalu dan pohon cabe di depan rumah sudah berbuah
dan kami tidak lolos audisi
dan seperti biasa tugasku banyak sekali
dan ternyata benron taikai alias lomba pidato bahasa jepang tinggal 3 minggu lagi
dan ternyata banyak ketidakberesan disana-sini terutama panitianya
dan ternyata bahan2 untuk tugas menulis kreatif yang kudonlod kemarin agak nggak guna
dan karena aku pusing, aku menghibur diri dengan menonton rapor idola cilik

bersiaplah, lagi2 ini adalah postingan maniak dari seorang penonton setia Idola cilik.

Jadi, setelah minggu lalu Rio dan Lintar tampil dengan sangat keren (terutama Rio), hari ini adalah hari penentuan bagi mereka dan bagi kami para penonton, siapakah yang akan menjadi juara.

Masalahnya, band2 yang diundang itu lho...nggak banget....
Mahkota, Salju, Golliath (sapa lagi y tadi, aku lupa)....buset dah pas aku liat tuh muka2 anak band alay aku langsung bilang "iki ki soopoooo?????"
maaf ya, sebelumnya, karena aku sama sekali bukan orang yang mengikuti perkembangan lagu2 di Dahsyat, Inbox, Derings, dll jadi sekarang ini aku udah nggak tahu lagi ini lagu apa band yang mana..
mending kalo lagunya bagus, lha ini...aku aja udah lupa tadi yang mahkota yang mana, yang kelopak yang mana, yang putik yang mana...(lu kate bagian2 bunga???)
aku jadi kasihan, suara emas Rio dan Lintar disandingkan sama lagu2 alay mereka...yang begituan mah, bagusnya dinyanyiin sama si Alvin aja...
Selain band2 alay tadi masih ada bintang tamu lain, yaitu si memble Mizta D, Soul ID, Saykoji, SKJ...
Yah, mungkin dibandingkan band2 bagian bunga tadi, para raper ini rada lumayan menurutku, paling nggak mereka asik di panggung n performancenya nggak sekedar numpang lewat geje.

well, mungkin ini cuma masalah selera.

Lumayanlah paling nggak tadi ada Gita Gutawa, Nidji n gabungan anak2 Icil 1-2-3, jadi rasa kangenku dengan beberapa anak favoritku sedikit terobati (kesannya pedo).
Mereka menyanyikan beberapa lagu yang ada di album idola cilik 3 yang sudah beredar di pasaran. Khusus untuk dua finalis ada lagu khusus, yaitu satu lagu ciptaan Rian d'NASIB dinyanyikan Rio dan satu lagu ciptaan Giring Nidji dinyanyikan oleh Lintar.
Dan menurutku kedua lagu itu tidak cukup bagus untuk suara mereka yang bagus. sedikit membosankan. sayang sekali.
Yah, meskipun aku lebih suka Giring dengan Nidjinya daripada Rian dengan d'NASIBnya tapi tetep aja menurutku Rio dan Lintar bisa menyanyikan lagu yang lebih bagus dan menantang daripada itu.

Singkat cerita, setelah menyanyikan banyak lagu mpe keliatan capek banget dan jumlah polling sms yang terus kejar2an kayak Autobots dan Decepticon (nggak ngerti? bagus), akhirnya nama sang juara pun diumumkan.

dan juara tersebut adalaaaaaaaaaaaahhhhh.......................................*suara drum*


LINTAR!!!!

o yeah, aku mendengar namanya disebut, melihatnya tersungkur bersujud sukur, dan aku pun mengucap alhamdulillah...

aku ikut senang deh.

lalu aku melihat ibunya menangis, anak2 lain berkerubutan memeluknya, dan penonton hiruk-pikuk menyambut pemenang baru mereka.
Tibalah saat pemberian hadiah. Lima besar semuanya mendapatkan tabungan pendidikan dengan nominal yang berbeda sesuai peringkatnya. Dan sementara Pak Hari Tanosoedibyo membagi2 hadiah sambil bersalaman, para orang tua, bupati, walikota, dll pada sibuk salam2an nggak jelas sama sapa. Bahkan sampai acara pembagian hadiah selesai dan Lintar dipersilakan untuk menyanyikan lagu kemenangannya, para orang tua dan petinggi itu masih sibuk berlebaran. Geli deh ngeliatnya.

Komentarku?
Yah, meskipun prosesnya tidak berjalan lancar sesuai prediksi karena si alvin, pokoknya dua besar Rio-Lintar ini sudah sesuai dengan keinginanku, jadi intinya siapapun yang juara nggak masalah bagiku.
Sebenarnya minggu lalu Rio sedikit lebih bagus daripada Lintar, tapi ya sudahlah, nggak apa2. Asal bukan alvin.


Oooooh aku senang Icil 3 sudah berakhir dengan hasil yang sesuai keinginan, tapi aku jadi sedih karena kehilangan hiburan di hari sabtu....
well, mungkin aku akan mencari hiburan lain...

dan karena aku sudah ngantuk, sampai sini dulu post kali ini.


SELAMAT LINTAR!! SELAMAT RIO!! KALIAN BERDUA JUARANYA!!! XD


good night 'n sweet dream.
=]

April 18, 2010

A for AUDITION

Hello there,,
hisashiburi desu ne....

wah sebenarnya aku ingin sekali bisa posting blog lebih sering, seandainya aku punya modem yang lebih cepat daripada koneksi selambat kura-kura hamil tua yang selama ini aku pakai.

bisa aja aku beli modem baru, cuma males banget deh ngurus2nya, nggak ngerti aku...ntar aja deh nunggu ma dad balik jogja baru dibicarakan lagi.

nah, sekarang aku mau sedikit bercerita tentang pengalaman pertamaku ikut audisi band.

APA??EMANGNYA KAMU ANAK BAND, SAR??!

bukan, kok, cuma dimintai tolong sama teman. nggak usah lebay gitu deh. temanku yang baik hati itu suatu hari di musim duren tiba2 ngajakin aku jadi additional player band-nya...
setelah mengeluarkan banyak cincong tentang betapa amatirnya saya dalam bermain kibor (aku sempet les piano, tapi baru sampe level guru TK) akhirnya dia berhasil meyakinkanku untuk menerima ajakan tersebut.

dan aku tidak menyesal. sungguh.
ini pengalaman berharga lho, biar aku nggak cuma baca komik sama nonton idola cilik aja kerjanya.

nah, setelah beberapa kali latihan, akhirnya kami tadi siang ikut audisi di studio.
yeah, audisi.

meskipun waktu terakhir latihan kayaknya udah bagus, tetep aja aku deg2an waktu mau audisi. butterflies were flying in my belly.
apakah karena baru pertama kali? mungkin.
ato bisa juga karena muka juri2nya yang rada jutek.
disengaja? mungkin.

pokoknya aku deg2an tadi, sampai2 aku nggak begitu ingat proses audisi tadi, apakah jari2ku sudah menekan tuts2 yang benar? rasanya ada yang salah dan ada yang lupa kupencet...

ow mai gawd semoga jurinya nggak denger (emang budheg?!)

sebelum masuk studio, temanku berkata "nanti kalo udah selese nggak usah menyalahkan apa2"
menurutku itu bagus, mengingat kecenderungan sifat manusia yang sengaja atau tak sengaja mencari segala sesuatu yang bisa disalahkan apabila hal yang sedang kita lakukan tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
meskipun begitu, sebagai pihak yang merasa telah melakukan kesalahan, sejujurnya aku sedikit merasa ingin disalahkan..tapi sudahlah, menyalahkan diri sendiri (baca:introspeksi) itu selalu lebih baik....

jadi, teman2ku, apapun yang terjadi tadi dan apapun hasilnya nanti, otsukareeeeeeeeeee!!!!!!!!


dan tugas sakubun, menulis kreatif, bunpo, serta gulungan perkamen keramat dari penyihir sakti perguruan Hyouki sudah menunggu. ow yeah. dan aku malah fesbukan sambil nulis blog sambil baca manga scan. hahahahahahahahahahaha.

o ya, ngemeng2 dua jagoku di idola cilik, yaitu Rio dan Lintar, masuk grand final dan tampil dengan saaaaaaannggggggaaaaaaaaattttttt keren sekali kemarin...................alhamdulillah....siapapun dari kalian yang jadi juara nanti aku nggak keberatan.....

baiklah, sebelum aku ngelantur ngomongin betapa kerennya Rio yang berduet dengan si keren Once nyanyiin lagu keren Dealova yang diciptain ustadz keren Opick, cukup sampi di sini saja posting kali ini.




-pesam noral-
jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru. Kalo berani, sebenarnya segala sesuatu bisa diusahakan.
dahulukan introspeksi sebelum menyalahkan.
lanjutkan les pianomu. (ngomong ke diri sendiri)
kalo deg2an semakin parah karena muka jurinya jutek, segera periksa ke rumah sakit. siapa tahu anda memang sakit jantung.

kalo emang punya waktu buat fesbukan sama baca manga scan sebaiknya dahulukan menghafal kanji. (ngomong sama diri sendiri lagi)

oh, satu lagi: menurutku waktu nyanyi dealova kemaren Rio lebih keren daripada Once! (mbak, mbak, itu bukan pesam noral)




good night 'n sweet dream!
=]

April 13, 2010

Template baru alhamdulillah

Hello there,,
hisashiburi desune

bagi kalian yang bertanya-tanya apa sebenarnya arti hisashiburi desune, nih tak kasih tahu: hisashiburi tuh artinya long time no see. Bagi kalian yang nggak ngerti long time no see, itu artinya "lama nggak liat laut". Bagi kalian yang percaya, kasian deh.

Baru-baru ini aku pengen ganti blog template, dan akhirnya hari ini kesampaian juga. Setelah berhari2 bingung dan dilema dengan beberapa pilihan warna dan desain template yang lucu2 akhirnya hatiku tertambat pada template "watercolor" ini. Aku nggak tahu gimana menurut kalian, tapi kalo aku sih suka banget warnanya. Special thanks buat mbak Dewojati yang senantiasa mengajarkan kepada saya yang gaptek ini tentang cara upload template donlotan dari internet. Sumpah, aku tadinya nggak ngerti sama sekali. hahahahahahaha.

Nah, sekarang masalahnya adalah aku nggak bisa menghilangkan tulisan "undefined" yang entah kenapa muncul di tempat yang harusnya (mungkin) tertulis tanggal penulisan post.

Apa gerangan yang harus kulakukan?
dou sureba ii no?
what to do?

wah padahal aku sangat suka warnanya, jadi biarkan sajalah ada tulisan undefined itu. Maaf apabila mengganggu kenyamanan anda saat membaca, dan apabila ada salah seorang dari kalian yang ngerti gimana cara menghilangkan tulisan itu, harap beritahu saya. Terima kasih.

Ngomong2, karena sekarang aku sedang mau baca komik jadi sudah dulu ya.
Sampai ketemu kapan2.

April 04, 2010

aku suka kamu nggak aku nggak kamu suka hahahaha

Hello there,,
hisashiburi desune..

belakangan ini aku (dan teman-teman seangkatanku yang laen) disibukkan oleh hafalan kanji yang luar biasa banyaknya. Bukan, kami bukan menghafalkan bagaimana cara membuat empek2 palembang, tapi menghafalkan ratusan (atau lebih!!) huruf paling mutakhir yang pernah diciptakan umat manusia: kanji. Dan kami (atau lebih tepatnya saya sendiri) hanya punya waktu kurang dari satu minggu untuk memelototi satu per satu huruf mutakhir tersebut dari gulungan panjang perkamen keramat Kanji in Context yang diberikan penyihir sakti Yayan Suyana. Nggak ngerti? bagus.

dan bukannya mulai menghafal, aku malah nulis blog. Tepuk tangan buat Sarah! *plok plok plok plok* (standing applause).

Jadi, tadi sore aku nonton program favoritku (lagi) yaitu Idola Cilik, dan si bocah ingusan sok cakep suara biasa wae yang tidak perlu disebutkan lagi namanya itu akhirnya lolos ke 3 besar, menyingkirkan salah satu calon juaraku: Nova.

Selamat..congratulation..omedettou..sugeng riyadi..

hahh terserah, kalo bocah itu masuk grand final dan menyingkirkan rio atau lintar mungkin aku nggak bakal nonton grand finalnya...terserah...gara2 itu tadi aku jadi sebal dan malas ngafalin kanji (bilang aja emang malas, pake nyalahin orang)

Tunggu, aku bukan mau membicarakan topik freak idola cilik lagi, aku mau membicarakan sesuatu yang lebih umum dan dimiliki oleh setiap orang:

selera.
tipe.
kesukaan.

yeah, selera.
selera apapun. Selera terhadap makanan, film, musik, olah raga, pelajaran, cowok, cewek, de el el. Hebat sekali bahwa sekian juta manusia bisa memiliki selera yang berbeda-beda terhadap apapun.

Bagaimana mungkin aku sangat mengidolakan Led Zeppelin sementara beberapa temanku menertawakan lagu2nya yang menurut mereka aneh?
Bagaimana mungkin aku sangat suka sambal dan sayur sementara separuh isi dunia bahkan nggak kuat makan merica dan hanya kenal selada sebagai sayur?
Bagaimana mungkin aku mengidolakan Robert de Niro dan Peter Jackson sementara separuh isi kelasku mungkin tidak mengenalnya?
Bagaimana mungkin aku lebih menyukai cowok berkulit gelap sementara industri persinetronan berlomba mencari cowok muda blasteran kulit putih transparan tapi akting pas2an?
Bagaimana mungkin aku benci jus pisang sementara separuh populasi kelas meminumnya setiap hari?

Bagaimana mungkin lebih dari separuh penonton Idola Cilik memilih bocah Malang sok cakep itu daripada anak perempuan manis dari Medan yang suaranya lebih bagus??

menurutku ini adalah fenomena yang luar biasa. Tidak bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan (sotoy).

Entah kenapa selera dibagi dua: selera tinggi dan selera rendah.

Siapa yang membagi seperti itu? Aku seringkali merasa seleraku terhadap beberapa hal cukup tinggi, misalnya film, komik, musik, dan makanan. Aku merasa cukup kritis dalam menonton film dan bijak dalam memilih komik yang bagus. Aku bisa makan apa saja, cabe rawit, ati ayam, pare, daun pepaya, bahkan jus pisang, kalo kepepet.

Dipikir2 lagi, apa standar tinggi-rendahnya selera? Apakah kalo mayoritas berarti tinggi? Sinetron Cinta Fitri (yang sudah memasuki season 5) lagi2 memenangkan Panasonic Award belum lama ini, artinya sms pemirsa paling banyak untuk sinetron itu. Berdasarkan anggapanku dan ibuku bahwa CF sama sekali bukan sinetron bagus, ibuku berkesimpulan bahwa biasanya mayoritas orang berselera rendah, sementara orang2 berselera tinggi termasuk minoritas.
Kalau benar begitu, bagaimana dengan Michael Jackson dan Barrack Obama? Lebih dari separuh populasi dunia mengidolakan Michael Jackson dan lebih dari separuh populasi Amerika mempertaruhkan masa depan negara mereka pada Barack Obama. Bukankah mereka adalah kelompok mayoritas berselera tinggi?

Mungkin memang tidak perlu klasifikasi khusus untuk selera. Karena tiap orang berbeda dan tidak mungkin bagi yang satu untuk memaksakan seleranya pada yang lain, jadi ya biarkan saja.

Menurutku itu pemikiran yang salah.

Kalo kayak gitu bisa2 terjadi pembodohan massal. Menurutku selera seseorang bisa dibiasakan dari keluarga dan teman2. Tergantung dari pihak mana yang lebih mempengaruhi kita, tanpa sadar selera kita menyesuaikan. Aku tidak pernah mempelajari ilmu psikologi tentang yang semacam ini, tapi mungkin seperti itulah kira2.

Apakah saya mulai melantur dalam posting ini? mungkin ya, karena saya mulai mengkhawatirkan gulungan perkamen keramat dari dosen sakti saya tersebut, jadi sebaiknya cukup sampai disini saja.

See you.




-pesam noral-
hargai dan peliharalah selera anda dengan cara menikmati segala sesuatu yang bermutu, bukan sekedar mainstream.

dan jangan buang2 pulsa anda untuk si bocah Malang. =P


good night 'n sweet dream.
=]

Maret 21, 2010

Time is Chances

Hello there,,

hisashiburi desu ne~
hari ini aku menemukan sebuah kenyataan pahit, bahwa ternyata aku tidak (belum) bisa membagi waktu dengan baik.

hal itu adalah kesimpulan dari penelitian bertahun-tahun proyek dari-sarah-untuk-sarah-tentang-sarah yang dilakukan dengan metode observasi lapangan. Hasilnya positif sarah memang tidak (belum) bisa membagi waktu dengan baik, yang berujung pada ketidakprofesionalannya dalam mengerjakan segala sesuatu.

misalnya,
di saat aku hendak mengerjakan tugas, eh tanpa kusadari aku malah baca komik
di saat aku hendak belajar wayangan untuk ujian keesokan harinya, eh tanpa kusadari aku malah ngelamun
di saat aku hendak membersihkan kamar, eh tanpa kusadari aku malah internetan
di saat aku hendak mengetik makalah, eh tanpa kusadari aku malah nonton idola cilik
di saat aku hendak makan, eh.....ya aku makan =______=

hmmmmmm...
ketidakmampuan saya membagi waktu disebabkan oleh penyakit kemalasan stadium 3 yang harus segera ditindaklanjuti sebelum menjadi semakin parah dan segalanya akan terlambat.

Sebulan ini aku mencoba meniru metode beberapa teman yang menulis hal2 yang harus--atau perlu--mereka kerjakan dalam satu minggu ke depan. Yah, semacam to do list yang ada di hape lah.
Dan ternyata hasilnya lumayan. LUMAYAN lho, belum benar2 berhasil. Kadang aku sendiri masih males nulis apa2 yang musti dikerjakan...dan pas hari H-nya kaget sendiri ternyata aku belum melakukan sesuatu yang seharusnya bisa kulakukan kemarin2..

yah, memang aku tidak (belum) bisa membagi waktu dengan benar-benar baik, dan belum bisa menghilangkan penyakit kemalasan akut yang sudah kuderita bertahun2 itu, yang (sepertinya) sudah membuatku melewatkan banyak kesempatan penting selama 20 tahun hidupku.

Nah, berhubung sekarang saya sudah sadar, saya akan berusaha.
Doakan saya ya!

Bismillah!!