Februari 02, 2010

Layla si Bunga Matahari

Tersebutlah sebatang bunga matahari kecil bernama Layla yang hidup jauh di daerah selatan. 


Layla awalnya hidup bersama dengan bunga matahari kecil lainnya, namun dengan cepat bunga matahari lain tumbuh menjadi besar, sementara pertumbuhan Layla sangat lambat. Meskipun begitu, Layla tidak merasa kecil hati karena teman-temannya tetap mau bermain dengan Layla. 


"Biarlah aku terus kecil seperti ini," pikirnya, "asal teman-teman tidak meninggalkanku.." 


 Suatu hari teman-teman Layla telah tumbuh menjadi dewasa dan sangat cantik hingga ia iri kepada mereka.


"Mengapa kalian tumbuh begitu cepat?" tanyanya. 


"Ini semua berkat Dewa Matahari, Layla." jawab salah seorang temannya.


"Siapa itu Dewa Matahari?" tanya Layla lagi. 


"Kau lihat," jawab temannya, menengadakan kepalanya yang indah ke atas. "Itu dia, Dewa Matahari adalah dewa dari semua bunga matahari, bunga matahari yang paling besar!" 


Layla ikut menengadah, sedikit kesulitan karena pandangannya terhalang oleh bunga matahari lain yang telah tumbuh tinggi dan besar."Ia tidak terlihat seperti bunga matahari.." gumamnya. 


"Dewa Matahari itu istimewa, bukan saja ukurannya yang sangat besar, ia juga bisa mengeluarkan cahaya di pagi dan siang hari." kata temannya lagi. "Cahaya dari Dewa Matahari itulah yang membuat kami tumbuh besar dan cantik seperti ini." 


Layla berpikir sebentar. "Lalu kenapa aku tidak bisa tumbuh besar sama seperti kalian? Apakah Dewa Matahari tidak menyukaiku?" 


Temannya tersenyum. "Tentu saja tidak seperti itu, Layla..Mungkin belum saatnya bagimu..Tunggulah, suatu saat kau pasti juga menjadi besar dan cantik seperti kami.." 


Layla pun berusaha untuk puas dengan jawaban itu. 


Sejak saat itu Layla selalu menengadah setiap hari, berharap Dewa Matahari akan memancarkan cahaya padanya dan mewujudkan harapannya untuk tumbuh besar. Namun teman-temannya yang lebih tinggi selalu menghalangi cahaya itu sampai kepadanya. Meskipun begitu ia tetap sabar dan tak berhenti berharap. 


Hingga suatu hari seorang manusia datang menghampiri mereka. Ia membawa benda besar yang berbentuk seperti capit yang terlihat tajam. Layla dan teman-temannya tidak tahu benda apa itu. 


"Sepertinya kita akan dibawa pergi dari sini." kata salah seorang teman Layla yang lebih tua. 


"Darimana kau tahu?" tanya teman yang lain. 


"Dulu ketika manusia datang sebelum ini, ia membawa pergi kakak-kakak kita. Mungkin sekarang giliran kita, karena kita sudah besar." 


"Tapi kemana?" 


"Entahlah. Mungkin ke tempat yang sangat indah, lebih indah daripada tempat kita sekarang." 


"Waaah..." 


Teman-teman Layla yang sudah besar tampak mulai bersemangat dan bertanya-tanya akan dibawa kemanakah mereka. Layla sendiri cemas, mungkin ia tidak akan ikut dibawa bersama teman-temannya. 


Lalu manusia itu mulai mengaitkan benda yang terlihat seperti capit tadi ke salah satu batang bung matahari, dan KRES Ia memotongnya. 


KRES, KRES, KRES, KRES 


Satu persatu teman-teman Layla berjatuhan, dan tanpa tahu apa-apa bunga matahari yang lain menunggu dengan tidak sabar. Salah satu teman Layla yang berada paling dekat dengannya berkata, "Baiklah, Layla..Sampai jumpa! Semoga kau cepat tumbuh besar dan cantik sehingga bisa menyusul kami ke tempat yang lebih indah itu! Sampai jumpa!" Lalu ia pun terjatuh. 


"Baiklah, sampai jumpa..terima kasih.." jawab Layla sedih. 


Teman-temannya tak menjawab. Malah, tak satupun dari mereka berkata-kata setelah dipotong oleh manusia itu. 


"Mungkin mereka tertidur untuk sementara, hingga mereka sampai di tempat baru mereka.." pikirnya tanpa tahu apa-apa. 


Semua temannya telah dibawa pergi. Hanya Layla tersisa, sendirian. Demi mengusir kesepian, ia berteman dengan kumbang dan kupu-kupu. Karena ia tinggal sendiri, banyak sekali kumbang dan kupu-kupu yang datang padanya dan menjadi temannya. Ia senang, tapi ia ingin cepat-cepat menyusul teman-temannya sesama bunga matahari. Setiap hari ia menengadah kepada Dewa Matahari, berdoa agar cepat tumbuh besar, namun entah kenapa ia tetap saja seperti itu, tidak bertambah tinggi dengan cepat seperti teman-temannya dulu.  


Sampai suatu hari, Layla mendapat sebuah ide. Mungkin Dewa Matahari sibuk memberi cahaya pada banyak bunga matahari hingga tidak melihat Layla. Dewa Matahari tidak tahu, bahwa Layla ada di sana dan sangat membutuhkan bantuannya. Karena itu, mungkin sebaiknya Layla lah yang datang menghampiri Dewa Matahari sendiri dan meminta cahaya langsung kepadanya.  


Layla sangat yakin dengan idenya ini dan ia meminta bantuan banyak sekali kumbang dan kupu-kupu untuk merealisasikannya. 
Rencananya, kumbang dan kupu-kupu akan bekerja sama mengangkat dan membawanya terbang kepada Dewa Matahari diatas sana. Mungkin akan membutuhkan waktu yang lama, namun ia sudah mendapat persetujuan dari kumbang dan kupu-kupu untuk membantunya sampai akhir. 


"Kau sudah memberi kami makan setiap hari. Kami akan membantumu sebagai wujud rasa terima kasih kami." kata mereka. 


Jadilah suatu siang yang terik saat Dewa Matahari memancarkan cahaya yang sangat luar biasa, Layla melaksanakan rencananya. Pasukan kumbang dan kupu-kupu memegangi sekujur tubuhnya, siap untuk membawanya terbang. Layla sangat senang dan bersemangat. Hatinya berbunga-bunga. Ia tak sabar ingin segera bertemu dengan Dewa Matahari. Karena Dewa Matahari baik hati, permintaanya pasti dikabulkan. Ia akan menjadi besar dan cantik, lalu ia akan segera menyusul teman-teman yang sangat ia rindukan. 


Ooooohhhh...betapa ia berdebar-debar membayangkan segala kebahagiaan itu... 


"Siap?" tanya seekor kupu-kupu. 


Layla mengangguk, dan dengan satu hentakan keras tubuhnya terangkat dari tempatnya berdiri. 














Seketika setelah akarnya tercabut dari tanah, ia pun mati.


-end-





Tidak ada komentar:

Posting Komentar